Cara Mencegah Gigi Susu Bayi Bebas Karies

Merawat gigi susu sejak dini dengan baik dan benar berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kesehatan gigi tetap anak di masa depan. Gigi yang tidak dirawat memengaruhi kesehatan oral anak, seperti karies yang menyebabkan gigi susu rusak, rasa nyeri, hingga kerusakan dan terganggunya pertumbuhan gigi permanen. Tidak hanya itu pengaruhnya bisa lebih jauh lagi terhadap kesehatan anak, seperti infeksi telinga, sinusitis, gangguan tidur, kesulitan mengunyah, malnutrisi, hingga terganggunya pertumbuhan anak.

Masalah gigi anak yang paling sering kita jumpai adalah karies pada gigi susu anak yang sebenarnya bisa dihindari. Kebanyakan masalah karies gigi pada anak usia 1 sampai 3 tahun disebabkan oleh tiga hal yakni :
1. kebiasaan menyikat gigi yang kurang baik
2. konsumsi gula berlebihan
3. minum susu sebelum dan saat tidur

Cara Mencegah Gigi Susu Bayi Bebas Karies
Apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah karies pada gigi susu anak :

1) Jaga pola gosok gigi yang baik

Hal ini bahkan bisa dilakukan sejak gigi pertamanya belum tumbuh, dengan membiasakan membersihkan gusi anak menggunakan kain kasa lembut dan air hangat. Lanjutkan saat gigi pertamanya tumbuh, dan mulai kenalkan dengan sikat gigi berbulu lembut khusus untuk bayi. Menggosok atau menyikat gigi secara teratur dan benar penting dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi. Kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, masalah pada gusi, dan bau mulut, dapat dihindari jika rutin menyikat gigi.Dengan menyikat gigi, gigi dibersihkan dari plak dan sisa majaban yang menempel pada gigi. Agar dapat membersihkan gigi secara menyeluruh, sikat gigi pun harus dilakukan dengan benar. Sebelum menyikat gigi, siapkan sikat dan pasta gigi.

Pilih pasta gigi yang mengadung flouride dan pilih sikat gigi yang sesuai dengan bentuk mulut. Sesuaikan kepala sikat gigi dengan lebar mulut. Kepala sikat dengan ujung lancit memudahkan sikat menjangkau bagian gigi terdalam. Pilih juga sikat dengan gagang yang nyaman dipegang sehingga sikat gigi dilakukan dengan benar tanpa melukai gusi. Yang jarang dilakukan orang adalah menyikat lidah terlebih dahulu sebelum menyikat gigi. Membersihkan lidah penting dilakukan untuk menghilangkan bakteri anaerob yang menyebabkan bau mulut. Sikat lidah pun menggunakan bulu sikat dan juga menggunakan pasta gigi. Sikat lidah sejauh yang bisa dijangkau. Semakin jauh ke dalam lidah, semakin bagus karena di bagian paling dalam lidah, banyak bakteri bersarang. Sikat lidah dengan lembut agar jangan sampai melukai lidah.

Setelah sikat gigi, untuk mengetahui jika gigi telah bersih adalah dengan merasakan gigi sendiri. Caranya mudah sekali. Raba gigi dengan lidah, apakah sudah halus atau belum. Permukaan gigi yang halus artinya gigi sudah bersih. Namun, jika permukaan gigi masih terasa kasar, itu berarti masih ada sisa plak yang menempel pada gigi. Untuk itu, pastikan seluruh permukaan gigi sudah disikat.Selain memperhatikan tahapan membersihkan gigi, seiring dengan perkembangan jaman, sikat gigi pun tampil dalam berbagai model. Sejak pertama kali diciptakan pada 1930-an, desain sikat gigi modern telah mengalami perbaikan dan improvisasi. Dan, pada tahun 1990-an, muncul sikat gigi elektrik yang jadi jawaban bagi mereka yang malas menggosok gigi.

2) Periksakan gigi dan gusi si kecil secara teratur ke dokter gigi

Jangan tunggu karies muncul atau si kecil kesakitan. Datang ke dokter gigi saat gigi tidak bermasalah tentu membuat si kecil merasa lebih nyaman. Kesehatan gigi kadang dianggap sebagai hal sepele bagi banyak orangtua. Padahal gigi yang tak terawat bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius, tidak hanya sekadar masalah gigi bolong dan bau mulut. Untuk itu, kesehatan gigi harus dijaga sedari dini. Anak-anak sebaiknya sudah mulai terbiasa merawat giginya. Membawa anak ke dokter gigi merupakan salah satu upaya melindungi kesehatan gigi anak dan sekaligus memperkenalkan anak dengan dokter gigi anak. Kapan sih waktu yang tepat. Pertama kali membawa anak ke dokter gigi sebaiknya dilakukan sedini mungkin atau enam bulan setelah gigi pertama anak baru muncul. Paling lambat saat ulang tahun anak yang pertama sampai kedua. Setelahnya, mulailah untuk rutin membawa anak kontrol giginya setiap enam bulan sekali.

Pada kunjungan pertama anak, dokter gigi akan memeriksa pertumbuhan dan perkembangan gigi anak (termasuk rahang dan langit-langit mulut). Selain itu, dokter gigi juga akan memberi tahu orangtua tentang bagaimana cara merawat gigi anak. Setelah kunjungan pertama dilakukan, sebaiknya jadwalkan kunjungan lagi setiap enam bulan. Saat anak berusia antara 4-6 tahun, mintalah dokter gigi anak untuk merontgen gigi anak untuk mengecek adanya gigi berlubang,Pada usia ini, umumnya anak sedang gemar-gemarnya mengonsumsi makanan manis, seperti permen, cokelat, kue, dan lainnya. Nah, jika gigi anak tidak rajin dibersihkan, maka anak rentan mengalami gigi berlubang. Selanjutnya, pada usia 6-12 tahun juga merupakan masa di mana anak harus dibawa ke dokter gigi anak. Ini karena pada usia tersebut banyak gigi bayi yang tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Rutin ke dokter gigi dan merawat gigi pada saat ini membantu agar gigi tumbuh dengan teratur dan mencegah masalah gigi pada anak.

3) Cukupi nutrisinya

Nutrisi memengaruhi struktur gigi dan tulang. Semakin tercukupi nutrisinya, semakin baik juga pertumbuhan gigi dan tulang anak. Setelah Anda memberikan beberapa vitamin penumbuh gigi anak maka Anda bisa melihat lagi kondisi gigi anak. Apakah gigi anak Anda sudah tumbuh dengan baik atau tidak. Pertumbuhan gigi anak umumnya memang sangat cepat. Namun ketika ada masalah dalam tubuh anak maka gigi bisa tumbuh lebih lambat.  Riwayat dalam keluarga juga bisa menyebabkan masalah pertumbuhan gigi anak. Tapi jangan khawatir karena ada beberapa makanan perangsang pertumbuhan gigi bayi. Gigi bayi mulai tumbuh saat si kecil memasuki usia 4 – 6 bulan. Pada tahap ini, Moms harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi si kecil.

Dalam memilih makanan, pastikan si kecil diberi makanan yang dapat merangsang pertumbuhan giginya. Menemukan makanan untuk merangsang pertumbuhan gigi bukanlah hal yang sulit. Ada banyak biskuit bayi yang dijual di supermarket dapat menjadi makanan yang merangsang pertumbuhan gigi. Saat hendak tumbuh gigi, bayi biasanya cenderung rewel dan senang menggigit sesuatu di sekitarnya. Beri si kecil makanan yang dapat dipegang dan digigit tetapi memiliki tekstur yang halus. Untuk bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan, Moms dapat memberinya biskuit bayi. Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, Moms dapat memberinya makanan yang dapat dipegang dan digit seperti wortel rebus. Iris wortel tersebut  dengan bentuk kecil memanjang kemudian rebus sampai lunak.

Berikan pada si kecil dan biarkan ia memegang serta mencoba menggigitnya sendiri. Kebiasaan si kecil menggigit makanan inilah yang memiliki peranan penting dalam merangsang pertumbuhan giginya. Tidak sedikit bayi yang rewel saat akan tumbuh gigi. Bahkan beberapa bayi ada yang sampai demam atau panas. Ini disebabkan karena gigi yang tumbuh akan menembus gusi. Moms tidak perlu khawatir, karena seiring berjalannya waktu gigi akan tumbuh dan rewelan si kecil akan berkurang.

4) Batasi asupan gula

Gula pada makanan atau minuman akan menempel di gigi, kalau terus menerus dan tidak dibersihkan bisa meningkatkan bakteri jahat di gigi yang menimbulkan karies. Konsumsi sukrosa lebih awal pada bayi untuk jangka waktu lama akan meningkatkan risiko karies. “Sukrosa yang dikenalkan sejak awal pada bayi akan mempengaruhi preferensi makanan, yang dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan, baik jangka panjang seperti peningkatan risiko obesitas maupun dampak jangka pendek seperti karies gigi” tambah Dr. Inge Permadhi, MS, SpGK selaku Koordinator Pelayanan Masyarakat Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk itu, seorang ibu harus mengerti cara memilih susu formula dengan memahami cara membaca komposisi bahan baku yang tercantum dalam label kemasan.

Kenyataan tadi menguatkan bahwa air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan anak terutama pada 6 bulan pertama kehidupannya. Syukur bisa sampai usia 2 tahun. Kandungan nutrisi di dalam ASI tidak dapat tergantikan nilainya oleh makanan lain, sehingga pemberian ASI bagi  bayi awal kehidupan bayi menjadi kewajiban seorang ibu. ASIsangat bermanfaat untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh, serta dapat mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi. Oleh karena itu kandungan ASI merupakan acuan yang paling ideal bagi asupan gizi bayi, sehingga disebut juga sebagai “golden standard”.

5) Jangan biarkan anak minum susu bukan ASI dengan botol saat tidur atau sebelum tidur dan tidak menyikat gigi setelahnya.

Karena susu akan menggenangi mulut dan gigi, yang bisa meningkatkan bakteri penyebab kerusakan gigi. Minum dari botol “dot” juga bisa dilakukan sambil tiduran. Dalam keadaan tidak sadar, susu yang masuk ke perut pun tidak terkontrol. Selain itu, alasan terkuatku untuk mengakhiri persahabatan dengan “dot” adalah gigi depan mulai mengalami caries gigi. Mungkin kandungan asam dalam susu pun berpotensi menyebabkan caries pada gigi kalau diminum pada waktu tidur. Belum lagi efek dari “dot” nya sendiri terhadap gigi. Oleh sebab itu, akupun kemudian berusaha mencari cara agar dapat minum susu dalam takaran normal sekaligus menghentikan kebiasaan “ngedot” nya, terutama pada saat tidur.

Bila Anda memberikan ASI menggunakan botol susu, Anda mungkin akan bertanya-tanya, “Kapan anak sebaiknya minum susu dari gelas?” Jika mau anak berhenti minum susu di botol dengan mudah, biasakan ia minum susu dari gelas sebelum usianya 1 tahun, atau kapanpun Anda memutuskan berhenti menyusui. Ingin menungu hingga anak sedikit lebih besar untuk menyapihnya dari dot? Tak apa, tapi jangan tunggu terlalu lama. Anak dianjurkan berhenti menggunakan botol susu sebelum usianya 18 bulan atau sebelum 2 tahun, tapi lebih cepat akan lebih baik. Memang Anda perlu tahu kondisi anak, tapi semakin lama menunggu, akan semakin sulit.

0 Response to "Cara Mencegah Gigi Susu Bayi Bebas Karies"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel